BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budaya organisasi adalah
persamaan persepsi yang dipegang oleh anggota organisasi dalam memberikan arti
(share meaning) dari suatu sistem nilai yang ada. Persamaan persepsi ini
penting mengingat bahwa anggota organisasi mempunyai latar belakang dan level yang
berbeda.
Masing-masing karakteristik ini
berada dalam suatu kesatuan, dari tingkat yang rendah menuju tingkat yang lebih
tinggi. Menilai suatu organisasi dengan menggunakan tujuh karakter ini akan
menghasilkan gambaran mengenai budaya organisasi tersebut. Gambaran tersebut
kemudian menjadi dasar untuk perasaan saling memahami yang dimiliki anggota
organisasi mengenai organisasi mereka, bagaimana segala sesuatu dikerjakan
berdasarkan pengertian bersama tersebut, dan cara-cara anggota organisasi
seharusnya bersikap.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang maka kami mendapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja karakteristik budaya organisasi ?
2. Apa saja fungsi budaya organisasi ?
3. Bagaimana pedoman dan tingkah laku ?
4. Bagaimana apresiasi budaya ?
5. Bagaimana
hubungan dan budaya ?
6.
Bagaimana pengaruh etika terhadap budaya
?
7.
Bagaimana kendala mewujudkan kendala kinerja bisnis ?
1.3 Tujuan Pembuatan Paper
Penulisan ini
bertujuan untuk :
1.
Mengetahui karakteristik budaya organisasi
2.
Mengetahui fungsi budaya organisasi
3. Mengetahui pedoman dan tingkah laku
4. Mengetahui apresiasi budaya
5. Mengetahui
hubungan dan budaya
6.
Mengetahui pengaruh etika terhadap
budaya
7.
Mengetahui kendala mewujudkan kendala kinerja bisnis
1.4 Manfaat Pembuatan Paper
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar para
pembaca khususnya para calon pebisnis memiliki dan mengerti akan wawasan yang
utuh mengenai karakteristik budaya organisasi, fungsi budaya organisasi, pedoman
dan tingkah laku, apresiasi budaya, hubungan dan budaya, pengaruh etika
terhadap budaya dan kendala mewujudkan
kendala kinerja bisnis sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan bisnis
yang real di masyarakat pada umumnya.
1.5 Metode Pembuatan Paper
Kami
membuat makalah ini dengan beberapa metode antara lain :
1.Kepustakaan
yaitu mencari buku-buku yang berkaitan dengan materi yang kami bahas.
2.Pencarian
ilmu dan teori yang berkaitan dengan materi yang kami bahas melalui Internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Karakteristik Budaya Organisasi
Karakteristik budaya
organisasi, yaitu;
1. Inovasi dan pengambilan resiko : tingkat daya
dorong karyawan untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.
2. Perhatian terhadap detail :
tingkat tuntutan terhadap karyawan untuk mampu memperlihatkan ketepatan,
analisis dan perhatian terhadap detail.
3. Orientasi terhadap hasil :
tingkat tuntutan terhadap manajemen untuk lebih memusatkan perhatian pada hasil
dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil
tersebut.
4. Orientasi terhadap individu:
tingkat keputusan manajemen dalam mempertimbangkan efek-efek hasil terhadap
individu yang ada di dalam organisasi.
5. Orientasi terhadap tim :
tingkat aktivitas pekerjaan yang diatur dalam tim, bukan secara perorangan.
6. Agretivitas : tingkat tuntutan
terhadap orang-orang agar berlaku agresif dan bersaing, dan tidak bersikap
santai.
7. Stabilitas : tingkat penekanan
aktivitas organisasi dalam memper-tahankan status quo berbanding pertumbuhan.
2.2 Fungsi Budaya Organisasi
Budaya organisasi memiliki fungsi
yang sangat penting. Fungsi budaya organisasi adalah sebagai tapal batas
tingkah laku individu yang ada didalamnya.
Menurut Robbins (1996 : 294),
fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
1. Budaya menciptakan pembedaan
yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
2. Budaya membawa suatu rasa
identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3. Budaya mempermudah timbulnya
komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual
seseorang.
4. Budaya merupakan perekat
sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan
standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
5. Budaya sebagai mekanisme
pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku
karyawan.
2.3
Pedoman Tingkah Laku
Terdapat tiga faktor
yang menjelaskan perbedaan pengaruh budaya yang dominan terhadap perilaku,
yaitu:
1.
Keyakinan
dan nilai-nilai bersama.
2.
Dimiliki
bersama secara luas.
3.
Dapat
diketahui dengan jelas, mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap perilaku.
2.4
Apresisasi Budaya
Apresiasi Budaya
adalah pemahaman dan pengenalan secara tepat sehingga tumbuh penghargaan dan
penilaian terhadap hasil budaya kegiatan
menggauli hasil budaya dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian,
penghargaan, kepekaan kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap hasil
karya
Apresiasi kebudayaan
adalah penghargaan dan pemahaman atas budaya (Natawidjaja, 1980), kegiatan
menggauli (kebudayaan) dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian,
penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik (terhadap
kebudayaan) (Effendi, 1974), pendek kata, penghargaan (terhadap kebudayaan)
yang didasarkan pada pemahaman (Sudjiman, 1984).
2.5
Hubungan Etika dan Budaya
Hubungan etika dan budaya antara
lain :
1. Etika dalam implementasinya
dipengaruhi oleh agama dan budaya
2. Agama dan budaya dianggap
sebagai sumber hukum, peraturan dan kode etik.
3. Sebagai sumber maka agama dan
budaya lebih independen.
Hubungan etika dengan budaya
perusahaan
Etika
merupakan standar moral yang menyangkut baik-buruk dan benar-salah
Etika
bisnis meliputi:
- Etika perusahaan
Hubungan
perusahaan dengan karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya
- Etika kerja
Hubungan antara perusahaan dengan karyawan
- Etika perorangan
Hubungan
antar karyawan
2.6 Pengaruh Etika terhadap Budaya
Perilaku etis dapat menimbulkan
saling percaya antara perusahaan dengan stakeholder. Perilaku etis dapat
mencegah pelanggan, pegawai dan pemasok bertindak oportunis, serta tumbuhnya
saling percaya. Budaya perusahaan memberi kontribusi signifikan terhadap
pembentukan perilaku etis. Budaya dapat mendorong terciptanya perilaku etis
atau sebaliknya dapat mendorong terciptanya perilaku tidak etis
Faktor
yang menyebabkan terciptanya iklim etika dalam perusahaan:
- Terciptanya budaya perusahaan secara
baik.
- Terbangunnya suatu kondisi organisasi
berdasarkan saling percaya.
- Terbentuknya manajemen hubungan antar
pegawai.
2.7 Kendala Mewujudkan Kinerja Bisnis
Pencapaian tujuan etika bisnis di
Indonesia masih berhadapan dengan beberapa masalah dan kendala.
Keraf(1993:81-83) menyebut beberapa kendala tersebut yaitu:
1. Standar moral para pelaku bisnis pada
umumnya masih lemah.
Banyak
di antara pelaku bisnis yang lebih suka menempuh jalan pintas, bahkan
menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan dengan mengabaikan etika
bisnis, seperti memalsukan campuran, timbangan, ukuran, menjual barang yang
kadaluwarsa, dan memanipulasi laporan keuangan.
2.
Banyak perusahaan yang mengalami
konflik kepentingan.
Konflik
kepentingan ini muncul karena adanya ketidaksesuaian antara nilai pribadi yang
dianutnya atau antara peraturan yang berlaku dengan tujuan yang hendak
dicapainya, atau konflik antara nilai pribadi yang dianutnya dengan praktik
bisnis yang dilakukan oleh sebagian besar perusahaan lainnya, atau antara
kepentingan perusahaan dengan kepentingan masyarakat. Orang-orang yang kurang
teguh standar moralnya bisa jadi akan gagal karena mereka mengejar tujuan
dengan mengabaikan peraturan.
3. Situasi politik dan ekonomi yang belum
stabil.
Hal
ini diperkeruh oleh banyaknya sandiwara politik yang dimainkan oleh para elit
politik, yang di satu sisi membingungkan masyarakat luas dan di sisi lainnya
memberi kesempatan bagi pihak yang mencari dukungan elit politik guna
keberhasilan usaha bisnisnya. Situasi ekonomi yang buruk tidak jarang
menimbulkan spekulasi untuk memanfaatkan peluang guna memperoleh keuntungan
tanpa menghiraukan akibatnya.
4. Lemahnya penegakan hukum.
Banyak
orang yang sudah divonis bersalah di pengadilan bisa bebas berkeliaran dan
tetap memangku jabatannya di pemerintahan. Kondisi ini mempersulit upaya untuk
memotivasi pelaku bisnis menegakkan norma-norma etika.
5. Belum ada organisasi profesi bisnis dan
manajemen untuk menegakkan kode etik bisnis dan manajemen.
Organisasi
seperti KADIN beserta asosiasi perusahaan di bawahnya belum secara khusus
menangani penyusunan dan penegakkan kode etik bisnis dan manajemen.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Budaya organisasi adalah
persamaan persepsi yang dipegang oleh anggota organisasi dalam memberikan arti
(share meaning) dari suatu sistem nilai yang ada. Menilai suatu organisasi
dengan menggunakan tujuh karakter ini akan menghasilkan gambaran mengenai
budaya organisasi tersebut. Fungsi budaya organisasi adalah sebagai tapal batas
tingkah laku individu yang ada didalamnya. Budaya dapat mendorong terciptanya
perilaku etis atau sebaliknya dapat mendorong terciptanya perilaku tidak etis.
DAFTAR
PUSTAKA
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Rosita%20Endang%20Kusmaryani,%20M.Si./BUDAYA%20ORGANISASI.pdf
https://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/fungsi-budaya-organisasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar